Penemuan 30 Mayat yang Mengambang di Sungai Antara Sudan dan Ethiopia
Jakarta - Dua pengungsi Ethiopia dan empat warga Sudan mengatakan sedikitnya 30 mayat mengambang di sisi sungai di perbatasan antara Sudan dan wilayah Tigray, Ethiopia. Para saksi itu mengatakan kepada kantor berita Reuters kemarin dan mereka sudah mengumpulkan mayat-mayat itu.
Semua jenazah itu ditemukan di Sungai Setit atau Tekeze menurut orang Ethiopia yang mengalir di perbatasan antara Eritrea sebelum menyeberang ke Sudan, di titik di mana tiga negara itu berbatasan.
Laman Aljazeera melaporkan, Rabu (4/8), Dr Tewodros Tefera, seorang dokter bedah yang melarikan diri dari Kota Humera di perbatasan Ethiopia mengatakan kepada Reuters, dia sudah menguburkan 10 mayat dalam enam hari terakhir di Sudan. Dia mengatakan nelayan dan pengungsi menuturkan kepadanya, ada 28 mayat lagi yang sudah mereka kumpulkan, termasuk tujuh di antaranya dua hari lalu.
"Mereka ditembak di bagian dada, perut, kaki dan tangan mereka juga diikat," kata dia. Tefera menuturkan dia sudah berhasil mengidentifikasi tiga mayat dengan bantuan para pengungsi. Tiga mayat itu adalah warga Tigray dari Humera. Sebagian warga Tigray dari Humera mengungsi ke Sudan ketika konflik dimulai.
Seorang pengungsi Ethiopia dari Humera mengatakan dia menemukan sembilan mayat.
"Mereka semua diikat dengan tali dan badan mereka bengkak-bengkak, tapi tidak ada tanda mereka dipukul atau ditembak," kata dia.
Dia kemudian memperlihatkan foto mayat bengkak dan lebam yang tergeletak di sisi sungai.
Ridwan Hussein, kepala Satgas dari pemerintah Ethiopia dalam konflik Tigray dan juru bicara militer tidak merespons permintaan tanggapan dari Reuters. Begitu pula dengan juru bicara perdana menteri Ethiopia.
Senin lalu akun Twitter pemerintah Ethiopia mengatakan sejumlah foto yang memperlihatkan mayat mengambang di sungai itu adalah palsu dan merupakan bagian dari propaganda orang Tigray.
Namun pengakuan dari pengungsi Ethiopia itu diperkuat saksi mata di Sudan.
Dua pejabat Sudan setempat dan dua warga Sudan di Desa Wadd al-Hilew dekat Bendungan Setit di Negara Bagian Kassala mengatakan mereka sudah mengumpulkan 29 mayat dari Sungai Setit: lima mayat di hari Senin, sembilan pada Minggu dan enam lagi hari Sabtu.
Beberapa mayat itu ditembak, tangannya diikat tapi tidak ada luka lain di bagian tubuh, kata saksi. Desa Wadd al-Hilew terletak sekitar 42 kilometer dari kamp pengungsi Hamdayet di Sudan.
Delapan bulan lalu perang meletus antara pasukan pemerintah Ethiopia dan pasukan Barisan Pembebasan Rakyat Tigray, partai yang lama berkuasa di wilayah itu. Warga Tigray sebelumnya menuduh pasukan Amhara, sekutu pemerintah, membuang mayat ke daerah itu dan tudingan itu sudah dibantah.
Dalam beberapa pekan terakhir pertempuran bergeser dari Tigray ke Amhara dan Afar, dua wilayah di sekitar Tigray.
Semua jenazah itu ditemukan di Sungai Setit atau Tekeze menurut orang Ethiopia yang mengalir di perbatasan antara Eritrea sebelum menyeberang ke Sudan, di titik di mana tiga negara itu berbatasan.
Laman Aljazeera melaporkan, Rabu (4/8), Dr Tewodros Tefera, seorang dokter bedah yang melarikan diri dari Kota Humera di perbatasan Ethiopia mengatakan kepada Reuters, dia sudah menguburkan 10 mayat dalam enam hari terakhir di Sudan. Dia mengatakan nelayan dan pengungsi menuturkan kepadanya, ada 28 mayat lagi yang sudah mereka kumpulkan, termasuk tujuh di antaranya dua hari lalu.
"Mereka ditembak di bagian dada, perut, kaki dan tangan mereka juga diikat," kata dia. Tefera menuturkan dia sudah berhasil mengidentifikasi tiga mayat dengan bantuan para pengungsi. Tiga mayat itu adalah warga Tigray dari Humera. Sebagian warga Tigray dari Humera mengungsi ke Sudan ketika konflik dimulai.
Seorang pengungsi Ethiopia dari Humera mengatakan dia menemukan sembilan mayat.
"Mereka semua diikat dengan tali dan badan mereka bengkak-bengkak, tapi tidak ada tanda mereka dipukul atau ditembak," kata dia.
Dia kemudian memperlihatkan foto mayat bengkak dan lebam yang tergeletak di sisi sungai.
Ridwan Hussein, kepala Satgas dari pemerintah Ethiopia dalam konflik Tigray dan juru bicara militer tidak merespons permintaan tanggapan dari Reuters. Begitu pula dengan juru bicara perdana menteri Ethiopia.
Senin lalu akun Twitter pemerintah Ethiopia mengatakan sejumlah foto yang memperlihatkan mayat mengambang di sungai itu adalah palsu dan merupakan bagian dari propaganda orang Tigray.
Namun pengakuan dari pengungsi Ethiopia itu diperkuat saksi mata di Sudan.
Dua pejabat Sudan setempat dan dua warga Sudan di Desa Wadd al-Hilew dekat Bendungan Setit di Negara Bagian Kassala mengatakan mereka sudah mengumpulkan 29 mayat dari Sungai Setit: lima mayat di hari Senin, sembilan pada Minggu dan enam lagi hari Sabtu.
Beberapa mayat itu ditembak, tangannya diikat tapi tidak ada luka lain di bagian tubuh, kata saksi. Desa Wadd al-Hilew terletak sekitar 42 kilometer dari kamp pengungsi Hamdayet di Sudan.
Delapan bulan lalu perang meletus antara pasukan pemerintah Ethiopia dan pasukan Barisan Pembebasan Rakyat Tigray, partai yang lama berkuasa di wilayah itu. Warga Tigray sebelumnya menuduh pasukan Amhara, sekutu pemerintah, membuang mayat ke daerah itu dan tudingan itu sudah dibantah.
Dalam beberapa pekan terakhir pertempuran bergeser dari Tigray ke Amhara dan Afar, dua wilayah di sekitar Tigray.
Komentar
Posting Komentar